Kamis, 18 Februari 2016

PRINSIP EKONOMI 4: ORANG TANGGAP TERHADAP INSENTIF

PRINSIP EKONOMI 4: ORANG TANGGAP TERHADAP INSENTIF

Karena manusia mengambil keputusan dengan cara membandingkan keuntungan dan biaya, maka kebiasaan mereka akan berubah jika ada perubahan pada keuntungan atau biayanya. Artinya, kita tanggap terhadap insentif. Ketika harga apel naik, misalnya, orang akan lebih memilih untuk makan buah pir karena biaya membeli sebuah apel lebih tinggi. Pada saat yang bersamaan, pengusaha apel akan mempekerjakan lebih banyak karyawan dan memanen lebih banyak apel, karena keuntungan menjual sebuah apel juga lebih tinggi. Sebagaimana akan kita lihat, adalah penting untuk memahami pengaruh dari harga terhadap perilaku jual beli di pasar. Dengan demikian, kita juga akan memahami bagaimana perekonomian bekerja.

Pembuat kebijakan publik tidak boleh melupakan pentingnya insentif, karena banyak kebijakan yang bisa mengubah biaya atau keuntungan bagi orang-orang, sehingga mengubah perilaku mereka. Pajak bahan bakar, misalnya, mendorong masyarakat untuk mengendarai mobil yang lebih kecil dan efisien. Mereka juga akan terdorong untuk menggunakan alat transportasi publik dibandingkan mengendarai mobil, dan juga akan mempertimbangkan untuk tinggal lebih dekat dengan tempat kerja mereka. Jika pajak bahan bakar menjadi cukup besar, mungkin masyarakat akan mulai mengendarai mobil listrik.

ketika para pembuat kebijakan gagal mempertimbangkan bahwa kebijakan-kebijakan mereka akan berdampak pada perilaku masyarakat terhadap insentif, hasilnya bisa jadi tidak sesuai dengan keinginan. Contohnya keamanan berkendara. Sekarang semua mobil memiliki sabuk pengaman, tetapi tidak begitu keadaannya pada 50 tahun yang lalu. Ditahun 1960-an, buku Ralph Nader yang berjudul Unsafe at Any Speed membangkitkan kepedulian masyarakat terhadap keamanan kendaraan mereka. Kongres meresponnya dengan membuat aturan yang mengharuskan sabuk pengaman dipasang pada setiap mobil baru.

Apa pengaruh sabuk pengaman terhadap keamanan kendaraan? Pengaruh langsung nya jelas: Ketika seorang memakai sabuk pengaman, kemungkinan selamat dari kecelakaan lalu lintas menjadi lebih tinggi. Namun itu bukan akhir dari cerita, karena aturan tersebut juga mempengaruhi perilaku masyarakat dengan cara mengubah insentif. Perilaku yang relavan disini adalah bagaimana para pengemudi berkendara, seberapa cepat dan hati-hati. Mengendarai mobil terlalu pelan dan terlampau hati-hati biayanya tinggi karena memakan waktu dan energi si pengemudi. Ketika mempertimbangkan seberapa hati-hati harus berkendaraan, orang-orang yang rasional membandingkan keuntungan marginal dari mengemudi lebih hati-hati dengan biaya marginalnya. Orang-orang akan mengemudikan kendaraannya dengan lebih pelan dan hati-hati jika keuntungan yang ditawarkan lebih tinggi. Tentunya tidak mengherankan jika orang lebih berhati-hati ketika berkendaraan di jalan licin daripada di jalan mulus.

Bayangkan bagaimana aturan tentang sabuk pengaman mengubah perhitungan untung-biaya seorang pengemudi. Sabuk pengaman memperkecil biaya kecelakaan bagi si pengemudi, karena kemungkinan cedera atau kematian lebih kecil. Dengan kata lain, sabuk pengaman mengurangi keuntungan dari mengemudi pelan dan hati-hati. Orang -orang menanggapi aturan sabuk pengaman sebagaimana mereka tanggap terhadap perbaikan jalan raya, dengan mengemudi lebih cepat dan gegabah. hasil akhir dari aturan sabuk pengaman adalah angka kecelakaan yang lebih tinggi. Berkurangnya jumlah orang yang mengemudi dengan hati-hati  berdampak jelas pada pejalan kaki, yang lebih mungkin terkena kecelakaan namun (tidak seperti pengemudi) tidak mendapat keuntungan dari perlindungan yang ditambahkan oleh aturan tersebut.

Awalnya, pembahasan mengenai insentif dan sabuk pengaman sepertinya tidak berhubungan. Namun, pada suatu penelitian di tahun 1975, ekonomi Sam Peltzman menunjukan bahwa aturan-aturan keamanan berkendaraan memunculkan banyak pengaruh. Menurut bukti-bukti Peltzman, aturan-aturan ini berujung pada jumlah kematian per kecelakaan yang lebih sedikit, tetapi jumlah kecelakaannya jadi jauh lebih banyak. Hasil netonya adalah sedikit perubahan pada angka kematian pengemudi, dan peningkatan pada angka kematian pejalan kaki.

Analisis Petzman terhadap keamanan berkendara adalah suatu contoh dari prinsip umum yang mengatakan bahwa kita tanggap terhadap insentif. Banyak insentif yang dipelajari para ekonom lebih nyata sifatnya daripada aturan keamanan berkendaraan. Tidak ada yang terkejut jika masyarakat di Eropa, yang pajak bahan bakar nya lebih tinggi di AS, mengemudikan mobil yang lebih kecil. Bagaimana pun juga, seperti yang ditunjukan oleh contoh tadi, suatu kebijakan dapat menghasilkan pengaruh yang awalnya tidak terlalu jelas. Ketika menganalisis kebijakan apapun, kita harus mempertimbangkan tidak hanya pengaruh-pengaruh langsungnya, tetapi juga pengaruh-pengaruh tidak langsung yang timbul akibat adanya insentif. Jika kebijakan tersebut mengubah insentif, perilaku masyarakat akan ikut berubah.

0 komentar:

Posting Komentar